Halaman

Seputar Kebijakan dan Informasi Pembangunan Daerah

Twitter Feed Facebook Google Plus Youtube

Selasa, 19 November 2013

PENGALAMAN PERJALANAN SEBAGAI TIM TERPADU KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT



















PENGALAMAN PERJALANAN SEBAGAI TIM TERPADU 
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT

Awalnya Iseng-iseng buka file lama, ketemu deh dokumentasi ketika ikut bergabung dengan tim terpadu Kehutanan. Pembentukan Tim Terpadu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan, No. 412/MENHUT-VII/2009, tanggal 07 Juli 2009 dalam rangka penelitian perubahan kawasan hutan dalam usulan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Barat akhirnya berangkat ke Padang, Sumatera Barat. 

Sesampainya disana dilanjutkan dengan pembahasan dan pembagian wilayah kehutanan untuk di survey oleh tim terpadu se Provinsi Sumatera Barat, mulai hari Selasa, tanggal 1 September 2009 sampai dengan 10 September 2009, acara tersebut disambut oleh Gubernur Sumatera Barat yang sekarang ini sudah menjadi Menteri Dalam Negeri periode 2010-2014 yang dihadiri oleh tim terpadu dan tim teknis kawasan hutan Provinsi Sumatera Barat serta Pemerintah Daerah Kab/Kota se Provinsi Sumatera Barat.

Tujuan kami sebagai tim terpadu waktu itu untuk membahas sekaligus melakukan survey wilayah kehutanan Provinsi Sumatera Barat agar memperoleh data informasi sebagai bahan pengkajian tim terpadu guna membahas usulan Provinsi Sumatera Barat dalam rangka penyusunan RTRW Provinsi Sumatera Barat khususnya terkait kawasan kehutanan di Provinsi Sumatera Barat.

Singkat cerita akhirnya saya kebagian wilayah Kepulauan Mentawai  yang ternyata lumayan perjuangannya untuk menuju kesana.. entah kenapa saya yang dipilih kesana setelah saya teliti lebih lanjut anggota tim ternyata terdiri dari para pemuda-pemuda tampan, tangguh dan perkasa termasuk saya hehehehehe....

Khusus untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai yang diwakili teman-teman Kemendagri, dan Kemhut sebagai bagian tim terpadu bersama-sama Pemerintah Provinsi Sumbar dan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang diutus untuk melakukan survey per polygon untuk melihat langsung kondisi riil dilapangan.

Untuk menuju ke Kepulauan Mentawai karena waktu yang terbatas terpaksa kami menggunakan kapal barang yang kebetulan menuju kesana karena Ferry Penumpang ASDP pada hari itu tidak ada jadwal keberangkatan..... nasib... namun tetap besyukur masih ada pilihan :)











Secara garis besar sudah banyak terjadi perubahan-perubahan fungsi awal kawasan kehutanan dikarenakan pertumbuhan penduduk dan infrastruktur yang dinilai sudah cukup padat seperti contohnya sudah ada kantor-kantor Camat, Sekolah Dasar, PLN, Puskesmas, jaringan telepon, lapangan sepak bola, jalan dan dermaga yang sedang dibangun di Kawasan Suaka Alam Wisata.

Pertumbuhan jumlah penduduk Kab. Kepulauan Mentawai khususnya di wilayah kepulauan Siberut cenderung mengalami peningkatan terutama diwilayah-wilayah sepanjang aliran sungai dan di sepanjang infrastruktur jalan yang sudah terbangun dengan baik karena rata-rata terbuat dari beton.

Dari hasil pemantauan timdu hampir sebagian besar masyarakatnya adalah petani dan peladang terutama untuk komoditi coklat selebihnya adalah nelayan dan pedagang.

Sebagian besar wilayah yang diusulkan menjadi APL kondisi eksistingnya sudah banyak mengalami perubahan terutama meningkatnya jumlah penduduk, adanya Pelabuhan/Dermaga dikawasan HSAW, infrastruktur Jalan, PLN, Telpon, Kantor Camat, Kantor Kepala Desa, Sekolah Dasar, Masjid, Gereja, dan Lapangan Sepak Bola.

Kab. Kepulauan Mentawai khususnya di wilayah kepulauan Siberut juga mempunyai potensi Gempa yang cukup sering terjadi, namun potensi Wisata Pantai juga tidak kalah menariknya terutama bagi pecinta Surving dari seluruh dunia karena dari informasi diinternet dikenal mempuyai gelombang no 3 terbaik dunia setelah Hawaii dan Tahiti.

Tim juga menyempatkan waktu untuk berkunjung ke pulau Siloinak yang diisukan dijual ke pihak asing, dan kondisi pulau tersebut terpelihara dengan baik dan tertata rapi dengan bangunan bernuansa kearifan local.

Dikarenakan keterbatasan waktu dan sulitnya untuk mencapai semua titik-titik Polygon yang diusulkan Timdu menyarankan kepada tim teknis untuk melihat juga kondisi eksisting melalui citra satelit yang terbaru untuk melihat secara keseluruhan kepulauan Mentawai khususnya dan Provinsi Sumatera Barat pada umumnya.

Tindak lanjut dari Survey ke lapangan oleh Tim Terpadu akan dilakukan pembahasan lanjutan guna mensinkronkan data-data dan akan dilakukan pengkajian lebih lanjut oleh Tim Terpadu di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar